Dukung Sektor Pertanian, ITS Kembangkan Sistem Informasi Pemetaan Lahan

    Dukung Sektor Pertanian, ITS Kembangkan Sistem Informasi Pemetaan Lahan
    Ketua tim riset SIPETA Prof Erma Suryani ST MT PhD saat memaparkan fitur-fitur aplikasi SIPETA pemangku kepentingan terkait dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jombang

    JOMBANG – Pentingnya sektor penting sebagai penopang perekonomian terbesar kedua di Indonesia, tim riset dari Departemen Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Pemetaan Lahan (SIPETA) . Melalui Forum Group Discussion (FGD), aplikasi tersebut dikenalkan kepada pemangku kepentingan terkait di Jombang, Sabtu (15/10/2022).

    Ketua tim riset Prof Erma Suryani ST MT PhD menjelaskan bahwa tidak bekerja sendiri, melainkan berkolaborasi dengan sejumlah pihak. Antara lain bersama Universitas Brawijaya (UB), Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pojok Kulon. Erma menyebut kolaborasi ini untuk merancang dan menciptakan inovasi teknologi informasi yang dapat menjadi katalis terbentuknya ekosistem pentahelix. “Di dalamnya terdapat unsur akademisi, industri, komunitas, pemerintah, dan media, ” bebernya.

    (dari kiri) Askom Kabupaten Jombang Supraptono, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Ir Much Rony MM, dan Ketua Gapoktan Pojok Kulon Jombang Hudi saat FGD

    Lebih lanjut, guru besar Sistem Informasi tersebut menyebut pemilihan Kabupaten Jombang sebagai mitra adalah karena Kabupaten Jombang merupakan proyek percontohan manajemen rantai pasok industri pertanian di Provinsi Jawa Timur. Selain itu,  track record antara lain dan stakeholder tersebut sudah terbentuk lama. “Dengan begitu, harapannya Dinas Pertanian Kabupaten Jombang benar-benar mendukung penelitian kami, ” ujarnya penuh harap.

    Untuk memastikan kecocokan fitur pada aplikasi SIPETA yang bisa memenuhi kebutuhan mitra, maka dilakukan FGD tersebut. Nantinya, lanjut Erma, setelah sesi diskusi membahas akan melakukan revisi terkait apa saja yang perlu diubah. Hingga pada 5 November nanti akan dilakukan pengujian kepada pengguna . “Lalu kami akan melakukan workshop dan pelatihan penggunaan aplikasi pada 12 dan 15 November nanti, ” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Ir Much Rony MM mengungkapkan, hasil panen padi di Kabupaten Jombang sangat melimpah. Akan tetapi, akan terdapat kasus-kasus di mana daerah tersebut kehabisan persediaan padi, sehingga harus membeli dari kabupaten lain. Dalam artian, hasil panen tersebut tidak terdistribusi di Kabupaten Jombang secara maksimal. Sehingga, perlu dilakukan penelusuran pendistribusian hasil panen. “Tentunya agar kebutuhan lokal terpenuhi terlebih dahulu, ” tuturnya.

    Tim peneliti SIPETA dari Departemen Sistem Informasi ITS bersama perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Asosiasi Komoditas Pertanian Jombang, dan Gapoktan Pojok Kulon Jombang

    hal tersebut, Ketua Asosiasi Komoditas Pertanian (Askom) Kabupaten Jombang Supraptono mengatakan,  penelusuran harga komoditas pertanian perlu dilakukan secara realtime . Selain itu, mengingat kondisi iklim yang semakin tidak menentu, ia berpendapat penting untuk melakukan prediksi dan pemetaan komoditas apa yang harus ditanam sesuai dengan musim saat itu. “Tujuannya agar tidak terjadi overproduksi, sehingga hasil yang terbuang percuma dan petani menjadi rugi, ” sebutnya.

    Di sisi lain, Ketua Gapoktan Pojok Kulon Jombang Hudi berpendapat, para petani belum terlalu memahami cara berinvestasi. Padahal, investasi ini dapat menjadi salah satu faktor pendorong kemajuan pertanian di Kabupaten Jombang. Ia juga mengatakan pandangan terhadap pendapat yang disampaikan oleh dua pemangku kepentingan sebelumnya.

    Tampilan aplikasi SIPETA dari tim riset ITS yang diharapkan menjadi solusi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia

    Menjawab pemaparan kebutuhan para pemangku kepentingan terkait, Erma melanjutkan sesi acara dengan memaparkan fitur-fitur apa saja yang terdapat dalam aplikasi SIPETA. Secara umum, SIPETA memiliki sembilan layanan. Yaitu informasi harga, pengguna, budidaya, infrastruktur, operasional, strategi, dukungan layanan, prediksi, hingga peringatan dini. Para peserta juga dapat mengakses aplikasi tersebut melalui link https://sipeta-kedaireka.com/ .

    Tampilan fitur-fitur dalam aplikasi SIPETA karya tim riset Departemen Sistem Informasi ITS yang menjadi solusi pembangunan pertanian berkelanjutan

    Usai melakukan pemaparan, alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) ini berharap, aplikasi yang dirancang tersebut akan benar-benar bermanfaat untuk semua pihak. Terutama untuk Dinas Pertanian, Gapoktan, Askom, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), hingga petani dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait. (HUMAS ITS)

    Wartawan: Nurul Lathifah

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Berikutnya

    STIKes Husada Jombang Buka Pendaftaran Mahasiswa...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami